Jakarta - Pesantren menjadi salah satu lembaga yang menjadi pilihan orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Berbagai alasan melatarbelakangi mereka menitipkan anak-anaknya ke pesantren, salah satunya karena tak memiliki cukup waktu dalam mendidik anak. "Pertama orang tua tidak punya waktu yang cukup untuk mendidik anaknya secara langsung," kata Nida Istiqomah, pengajar di Pondok Pesantren Al-Shighor, Cirebon, Jawa Barat dikutip dari laman pada Selasa, 26 Juli itu, kata Nida, alasan lain orang tua menitipkan anaknya yang masih kecil adalah karena melihat lingkungan mereka yang kurang baik untuk perkembangan putra putrinya. "Kedua, orang tua khawatir dengan lingkungan sosialnya untuk kebaikan tumbuh kembang si anak," terakhir adalah pendidikan di pesantren diyakini sebagai hal yang baik untuk perkembangan anak, baik secara karakter maupun pemikirannya. "Ketiga, karena meyakini proses belajar di usia SD ada di fase terbaik karenanya harus berada di tempat ideal untuk belajar. Yang ketiga ini menjadi alasan mayoritas orang tua," kata Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah berbasis Pesantren Manbaul Hikmah, Pesantren menyampaikan bahwa pesantren merupakan rumah bagi para santri kecil, sedangkan pengasuhnya merupakan orang tuanya, dan santri-santri lain dalam pesantren adalah saudaranya. "Sebagaimana idealnya rumah, yang pertama perlu dihadirkan adalah kenyamanan melalui fasilitas. Kemudian keceriaan hadir dari interaksi mereka dengan teman santri," pengasuh dari santri, kata Nida, juga memiliki rasio lebih tinggi di pesantren untuk usia sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan agar pengawasan dan pemberian perhatian bisa lebih optimal. Sebab, jumlah pesantren yang menerima santri usia sekolah dasar tidak banyak Nida mengatakan hal ini karena di usia SD santri butuh perhatian khusus dan optimal. Sistem yang paling membedakan adalah konsep pemberian perhatian dan pendampingan belajar. "Di usia SD santri harus terus ditemani pada setiap proses belajar dan aktifitas keseharian. Kemandirian yang menjadi karakter utama pesantren," itu, Nida mengataka sejak lama pesantren sebenarnya sudah menerapkan pendidikan inklusif, setiap perbedaan karakter diterima secara utuh oleh pesantren. Dalam menyikapi perbedaan karakter, pesantren menerapkan pola komunikasi yang intensif dengan orang tua dan anaknya. Hal ini menjadi langkah pertama guna mendidik anak lebih baik."Langkah pertama adalah komunikasi dengan orang tua yang intensif untuk mengenal lebih dalam karakter santri dan mengetahui perkembangannya," katanya. Nida juga menyebut bahwa proses yang juga dilakukan adalah pengkondisian agar para santri juga menerima setiap perbedaan karakter tersebut. "Sehingga dalam proses di pesantren karakter-karakter spesial tadi tidak merasa teralienasi dari kelompok," juga Apa itu Scrolling Text WhatsApp dan Cara Membuatnya
44B. Pondok Pesantren Menurut Anin Nurhayati dalam bukunya Inovasi kurikulum menyebutkan bahwa Pondok pesantren merupakan pendidikan Islam tertua yang berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 7 1. MUMBULSARI, – Pandemi yang tak kunjung usai membuat banyak wali murid memilih untuk memindahkan anaknya ke pesantren. Sebab, mereka menginginkan anaknya untuk cepat melakukan pertemuan tatap muka PTM di sekolah. Satuan lembaga yang telah melakukan tatap muka adalah pesantren. Sebelumnya, tren siswa sekolah pindah ke pesantren telah lumrah terjadi di pelosok desa. Di antaranya terjadi di kawasan Ledokombo. Namun, saat ini tren perpindahan siswa juga marak terjadi di kawasan Bangsalsari. Salah satunya terjadi di SMP Negeri 1 Mumbulsari. Salah satunya terjadi pada M Irwan Ramadhani. Siswa kelas VII itu terpaksa harus pindah sekolah atas permintaan ibunya, Diana Holidah. Menurut Holidah, anaknya sering berpergian ke gunung paralayang di Desa Suco, bersama teman-temannya. “Biasanya bonceng bertiga bersama temannya. Pakai sepeda motor balapan juga. Ke gunung paralayang di Desa Suco,” Ungkapnya. Holidah sudah mengirimkan anaknya ke pesantren sejak dua bulan lalu. Namun, baru hari ini dia meminta surat pindah. Hal ini karena dia menganggap sekolah libur selama pandemi. “Padahal secara operasional sekolah tidak libur. Sehingga proses perpindahannya pun baru diurus,” lanjutnya. Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kemenag Jember Muhammad mengungkapkan bahwa siswa atau santri yang menetap di pondok pesantren umumnya telah melakukan vaksinasi yang diselenggarakan oleh satuan yayasan pendidikan. Selain itu, mereka tidak berbaur dengan kalangan luar, kecuali guru. Sehingga aman dalam melakukan PTM. Teknisnya, durasi waktu PTM pun dikurangi. Umumnya, mereka hanya melakukan pembelajaran tatap muka selama empat jam. Wali murid juga sangat dibatasi dalam melakukan kunjungan. Bahkan, beberapa pesantren menerapkan aturan larangan menjenguk santri di pesantren. “Kalau anak-anak pondok bisanya vaksinasi diselenggarakan oleh pesantrennya,” kata Muhammad. Kendati demikian, dia mengimbau untuk tetap waspada dan tetap menjaga prokes. Selain itu, kondisi kesehatan siswa atau santri tetap menjadi hal yang utama dalam segala hal. Reporter Dian Cahyani dan Juma’i Fotografer Juma’i Editor Lintang Anis Bena Kinanti MUMBULSARI, – Pandemi yang tak kunjung usai membuat banyak wali murid memilih untuk memindahkan anaknya ke pesantren. Sebab, mereka menginginkan anaknya untuk cepat melakukan pertemuan tatap muka PTM di sekolah. Satuan lembaga yang telah melakukan tatap muka adalah pesantren. Sebelumnya, tren siswa sekolah pindah ke pesantren telah lumrah terjadi di pelosok desa. Di antaranya terjadi di kawasan Ledokombo. Namun, saat ini tren perpindahan siswa juga marak terjadi di kawasan Bangsalsari. Salah satunya terjadi di SMP Negeri 1 Mumbulsari. Salah satunya terjadi pada M Irwan Ramadhani. Siswa kelas VII itu terpaksa harus pindah sekolah atas permintaan ibunya, Diana Holidah. Menurut Holidah, anaknya sering berpergian ke gunung paralayang di Desa Suco, bersama teman-temannya. “Biasanya bonceng bertiga bersama temannya. Pakai sepeda motor balapan juga. Ke gunung paralayang di Desa Suco,” Ungkapnya. Holidah sudah mengirimkan anaknya ke pesantren sejak dua bulan lalu. Namun, baru hari ini dia meminta surat pindah. Hal ini karena dia menganggap sekolah libur selama pandemi. “Padahal secara operasional sekolah tidak libur. Sehingga proses perpindahannya pun baru diurus,” lanjutnya. Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kemenag Jember Muhammad mengungkapkan bahwa siswa atau santri yang menetap di pondok pesantren umumnya telah melakukan vaksinasi yang diselenggarakan oleh satuan yayasan pendidikan. Selain itu, mereka tidak berbaur dengan kalangan luar, kecuali guru. Sehingga aman dalam melakukan PTM. Teknisnya, durasi waktu PTM pun dikurangi. Umumnya, mereka hanya melakukan pembelajaran tatap muka selama empat jam. Wali murid juga sangat dibatasi dalam melakukan kunjungan. Bahkan, beberapa pesantren menerapkan aturan larangan menjenguk santri di pesantren. “Kalau anak-anak pondok bisanya vaksinasi diselenggarakan oleh pesantrennya,” kata Muhammad. Kendati demikian, dia mengimbau untuk tetap waspada dan tetap menjaga prokes. Selain itu, kondisi kesehatan siswa atau santri tetap menjadi hal yang utama dalam segala hal. Reporter Dian Cahyani dan Juma’i Fotografer Juma’i Editor Lintang Anis Bena Kinanti MUMBULSARI, – Pandemi yang tak kunjung usai membuat banyak wali murid memilih untuk memindahkan anaknya ke pesantren. Sebab, mereka menginginkan anaknya untuk cepat melakukan pertemuan tatap muka PTM di sekolah. Satuan lembaga yang telah melakukan tatap muka adalah pesantren. Sebelumnya, tren siswa sekolah pindah ke pesantren telah lumrah terjadi di pelosok desa. Di antaranya terjadi di kawasan Ledokombo. Namun, saat ini tren perpindahan siswa juga marak terjadi di kawasan Bangsalsari. Salah satunya terjadi di SMP Negeri 1 Mumbulsari. Salah satunya terjadi pada M Irwan Ramadhani. Siswa kelas VII itu terpaksa harus pindah sekolah atas permintaan ibunya, Diana Holidah. Menurut Holidah, anaknya sering berpergian ke gunung paralayang di Desa Suco, bersama teman-temannya. “Biasanya bonceng bertiga bersama temannya. Pakai sepeda motor balapan juga. Ke gunung paralayang di Desa Suco,” Ungkapnya. Holidah sudah mengirimkan anaknya ke pesantren sejak dua bulan lalu. Namun, baru hari ini dia meminta surat pindah. Hal ini karena dia menganggap sekolah libur selama pandemi. “Padahal secara operasional sekolah tidak libur. Sehingga proses perpindahannya pun baru diurus,” lanjutnya. Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kemenag Jember Muhammad mengungkapkan bahwa siswa atau santri yang menetap di pondok pesantren umumnya telah melakukan vaksinasi yang diselenggarakan oleh satuan yayasan pendidikan. Selain itu, mereka tidak berbaur dengan kalangan luar, kecuali guru. Sehingga aman dalam melakukan PTM. Teknisnya, durasi waktu PTM pun dikurangi. Umumnya, mereka hanya melakukan pembelajaran tatap muka selama empat jam. Wali murid juga sangat dibatasi dalam melakukan kunjungan. Bahkan, beberapa pesantren menerapkan aturan larangan menjenguk santri di pesantren. “Kalau anak-anak pondok bisanya vaksinasi diselenggarakan oleh pesantrennya,” kata Muhammad. Kendati demikian, dia mengimbau untuk tetap waspada dan tetap menjaga prokes. Selain itu, kondisi kesehatan siswa atau santri tetap menjadi hal yang utama dalam segala hal. Reporter Dian Cahyani dan Juma’i Fotografer Juma’i Editor Lintang Anis Bena Kinanti KATAPENGANTAR. Alhamdulillah, tiada kata yang cukup untuk mengungkapkan rasa syukur, selain puja dan puji bagi Allah SWT. Sang penguasa hati dan kehidupan hamba-hamba-Nya. Dengan perkenan dari-Nya-lah kami sanggup menyelesaikan makalah tentang "PERAN KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA" ini dengan lancar.PERSYARATAN DAN ALUR PENDAFTARAN SISWA/SANTRI BARU PINDAHAN PP ASY-SYARIFIY 2023-2024 PERSYARATAN UMUM PENDAFTARAN SANTRI PINDAHAN PONDOK PESANTREN ASY-SYARIFIY Bersungguh-sungguh dalam menuntut Ilmu Bersedia mentaati peraturan yang berlaku Pasrah penuh kepada pengasuh/pihak pondok Mendapatkan izin dari pengasuh pondok asal Jika pindahan dari pondok Sudah sowan dan meminta doa restu kepada pengasuh pondok asal Bersedia melanjutkan ke SMK/MAE Asy-Syarifiy untuk santri pindahan kelas 8 dan 9 SMP/MTs/Sederajat Bersedia mengabdi 1 tahun untuk santri pindahan kelas 11 dan 12 SMA/SMK/MA/Sederajat Tidak bertatoo bersedia menghapus Tattoo sebelum masuk pondok, dan harus sudah bersih saat masuk pondok Tidak mewarnai rambut Santri pindahan tidak mengulang kelas jika memang dinyatakan naik oleh sekolah asal dibuktikan dengan surat pindah dan rapot terakhir Santri pindahan wajib mengulang kelas jika tidak ada surat pindah Mengisi formulir pendaftaran yang disedikan oleh panitia. ALUR PENDAFTARAN SANTRI BARU PONDOK PESANTREN ASY-SYARIFIY Mengisi formulir pendaftaran online di website atau ke nomor WhatsApp admin PPDB 085704444475 Pendaftaran bisa dilaksanakan secara offline dengan datang langsung ke sekretariat PPDB Pondok Pesantren Asy-Syarifiy di Pesantren Asy-Syarifiy, No 001, RT/RW 004/003, desa Pandanwangi, kecamatan Tempeh, kabupaten Lumajang, Jawa Timur Bagi calon santri baru yang sudah mengisi formulir online harap konfirmasi ke nomor WhatsApp 085704444475 Link Pendaftaran Santri Baru Asy-Syarifiy Pilih sesuai jenjang yang diminati! tinggal klik! Formulir Pendaftaran Santri Baru Jenjang SD\MI Formulir Pendaftaran Santri Baru SMP Asy-Syarifiy Formulir Pendaftaran Santri Baru SMK Asy-Syarifiy Formulir Pendaftaran Santri Baru MAE Asy-Syarifiy Formulir Pendaftaran Santri Baru Non Formal BERKAS-BERKAS YANG HARUS DILENGKAPI UNTUK DAFTAR ULANG Mengisi formulir daftar ulang baik Offline maupun Online seperti yang sudah dijelaskan di atas. Fotocopy Ijazah yang dilegalisir sebanyak 6 lembar Jika sudah keluar Fotocopy SKHUN yang dilegalisir sebanyak 6 lembar Jika sudah keluar Fotocopy SKL Surat Keterangan Lulus dari sekolah asal Jika Ijazah belum keluar Fotocopy Akta Kelahiran, Kartu Keluarga KK, KTP orang tua/Wali sebanyak 6 embar Pas Foto Hitam Putih Ukuran 3x4 Sebanyak 6 Lembar Fotocopy Kartu Indonesia Pintar KIP, Surat Keterangan tidak mampu, KKH Kartu Keluarga Harapan, atau KKS Kartu Keluarga Sejahtera sebanyak 6 lembar *bagi yang memiliki Surat Pindah Untuk Santri/Siswa Pindahan Melunasi pembayaran awal masuk santri baru. Menyerahkan bukti pembayaran *Untuk rincian pembayaran silakan klik link berikut ini Rincian biaya awal masuk santri baru Asy-Syarifiy
Padatahun 1984 Buya Ja'far Ch. Majo Lelo meninggal dunia, lalu direktur MTI dijabat oleh Buya H. MUHAMMAD ZEIN , pada tahun 1986 berdirilah yayasan di MTI yang diberi nama Yayasan Pondok Pesantren Al - Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara labuh ( YPPATI ).